GENERASI TANPA AYAH


Alice berpacaran dengan Ben selama beberapa tahun. Ben berjanji akan meminangnya awal pada hari ulang tahunnya. Percaya akan janji itu Alice melangkah terlalu jauh. Dia terlalu intim sehingga ia hamil. Sesudah itu Ben menghilang entah kemana. Alice melalui hari-harinya dengan penuh penderitaan, sampai akhirnya lahirlah seorang bayi mungil tanpa ayah.
                Sam dan Vivi berpacaran sejak mereka berdua masih di sekolah Alkitab dulu. Mereka menikah baik-baik dan telah dikaruniai dua orang anak, Riko dan Amanda. Tetapi berhubung Sam sekarang telah menjadi ‘pendeta besar’ maka Sam menjadi terlalu sibuk pelayanan sehingga tidak pernah punya waktu untuk Riko dan Amanda. Setiap kali anaknya mengajaknya berlibur, Sam selalu memiliki alasan pelayanan. Riko dan Amanda memang memiliki ayah, tetapi sebenarnya mereka telah kehilangan dia.
                Ini hanya sebagian kecil dari realita kehidupan ini. Kita masih dapat menyaksikan banyak kasus lain di sekitar kita yang mirip dengan kasus di atas. Pergaulan bebas telah merusak pandangan anak muda tentang seks dan perkawinan. Tak ada penghormatan terhadap Allah yang menciptakan lembaga perkawinan itu. Seks hanya digunakan untuk bersenang-senang dan memuaskan diri sendiri, bukan untuk memuliakan Allah. Itu sebabnya sering kita jumpai anak-anak gadis yang hamil di luar nikah. Masih beruntung bila pemuda kekasihnya mau menikahinya, tetapi bila tidak  mereka akhirnya memilih jalan aborsi sebagai jalan keluarnya, atau bila tidak mereka akan melahirkan genari tanpa ayah.
                Begitu pula dengan keluarga-keluarga yang hidup di tengah dunia yang glamour dan sarat dengan pandangan materialisme dan konsumerisme ini. Ayah sibuk bekerja, bisnis, pelayanan dengan dalih untuk membahagiakan anak. Memang hakekat seorang ayah itu adalah pekerja. Sejak manusia pertama, yang dibebani untuk bekerja menanggung keluarga adalah seorang ayah, sebagai kepala keluarga. Tetapi bila kerja terlalu berlebihan, maka kerja itu tidak mendatangkan berkat. Bekerja bukan berarti harus melupakan keluarga, istri dan anak-anak. Uang memang dibutuhkan untuk mencukupi kebutuhan keluarga, tetapi kehadiran seorang ayah di rumah bagi anak-anak itu sangat dibutuhkan. Kesibukan kerja atau pelayanan tak seharusnya menjadikan seorang ayah mengabaikan anak-anaknya.
                Kehadiran seorang ibu saja bagi anak-anak belumlah cukup. Tanpa ayah di rumah terasa ada yang kurang dan keluarga pasti akan menjadi timpang. Uang dan barang tak dapat menggantikan sosok seorang ayah. Anak butuh kehadiran seorang ayah untuk dijadikan figur yang mereka kagumi, mereka hormati dan mereka teladani. Dan seorang ayah seharusnya dapat menjadi tempat berbagi rasa sejak anak-anak masih kecil. Anak akan merasa senang bila ayahnya mau mengajaknya jalan-jalan di pagi hari, bermain bersama, membacakan cerita menjelang tidur dan mengajaknya berdoa sebelum makan. Anak akan merasa senang bila ayahnya bisa membetulkan mainannya, menggendongnya dan menciumnya sebelum mereka berangkat sekolah. Dan rasa senang seperti itu tak dapat digantikan oleh uang atau barang.
                Jangan heran bila suatu hari Anda menemukan di kantong baju anak Anda sebatang rokok, sebungkus heroin dan beberapa butir pil koplo. Jangan heran bila suatu hari anak Anda mulai berani membantah dan membentak Anda. Dia tidak lagi seperti bayi mungil yang lucu. Dia tak lagi seperti kanak-kanak yang gampang diatur. Mereka berbuat begitu karena tidak ada sosok seorang ayah yang dapat mereka teladani. Seorang ayah yang berwibawa, tetapi bukan pemarah. Seorang ayah yang sayang, tetapi bukan yang hanya bisa memberi uang.
                Itulah sebabnya, anak-anak muda yang hidup di dalam Tuhan harus berhati-hati memilih pasangan hidup. Jangan sembrono, berpacaranlah sesuai firman Tuhan dan lakukanlah semua itu bukan untuk kesenangan daging, tetapi untuk kemuliaan Tuhan. Dan kepala-kepala rumah tangga Kristen, jangan gantikan kedudukanmu di rumah dengan uang atau barang! Bila kita ingin menciptakan generasi yang baik, jangan ciptakan generasi tanpa ayah! (yoed's)


EmoticonEmoticon