PILIH YESUS ATAU DUNIA?


        
Dalam sistem penjara komunis, terdapat kamp-kamp kerja paksa yang berat. Para tahanan harus bekerja selama 10 jam, kadang 16 jam dalam satu hari. Tidak ada Hari Minggu, tidak ada libur, tidak ada Natal atau Paskah. Tidak sesuatu apapun yang menyenangkan, kecuali bekerja, bekerja dan bekerja. Hampir tidak ada makanan bagi para pekerja itu dan mereka selalu dipukuli, sehingga telah banyak orang yang mati.
            Di tempat itu, orang-orang percaya terutama para pendeta diperlakukan lebih kejam dari tahanan yang lain. Seorang hamba Tuhan yang masih sangat muda ditanya oleh komandan pasukan setelah ia dipukuli, “Kamu masih percaya Allah? Kamu masih percaya Yesus? Namun Ia tak segera menjawab. Ia terdiam sejenak. Ia tahu keputusan apa yang harus ia ambil. Ia tahu keputusan itu akan menentukan hidup atau matinya kemudian. Tetapi ia juga tahu Yesus telah berkata, “Seetiap orang yang mengakui aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapaku yang di sorga. Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di sorga.”
            Wajah pendeta muda itu mulai bersinar dan dengan suara yang penuh dengan kerendahan hati tetapi penuh keyakinan, ia berkata, “Komandan, waktu saya menjadi orang Kristen dan terlebih setelah saya menjadi pelayan Tuhan, saya tahu apa yang akan saya alami. Saya tahu bahwa sepanjang sejarah gereja, ribuan orang Kristen, para rasul, penginjil dan pendeta telah dibunuh dengan siksaan. Saya tahu siapa saya dan saya telah memutuskan untuk tetap setia dengan iman saya, yaitu panggilan saya sebagai hamba Tuhan apapun yang terjadi. Kebenaran tidak akan pernah takut. Kami memiliki kebenaran bahwa hanya ada satu Allah dan Dia adalah Bapa kami yang penuh kasih. Kami memiliki kebenarana bahwa Yesus adalah Juruselamat dunia yang telah menebus dosa manusia dan ingin terus menyelamatkan semua manusia termasuk Anda!”
            Matius 10:16-33 memberi gambaran ketika Yesus mengutus murid-murid-Nya, Dia berpesan kepada mereka bahwa mereka diutus untuk memberitakan keselamatan yang dari Allah ke tengah dunia yang jahat, sama seperti seekor domba di tengah kawanan serigala yang setiap saat dapat memangsanya. Itu artinya, siapa saja yang percaya kepada Yesus, termasuk saya dan Saudara, akan menghadapi banyak bahaya untuk mempertahankan iman kita dan setiap saat kita harus siap sedia untuk memikul salib dan menyangkal diri demi Yesus. Bisa jadi suatu saat kita akan diperhadapkan pada pilihan: hidup atau mati. Bisa jadi suatu saat kita diperhadapkan dengan satu pertanyaan: “Pilih menyangkal Yesus atau disiksa?”
            Seperti Yesus sendiri telah menyangkal diri dan menyerahkan hidup-Nya bagi kita. Dengan setia Ia telah menanggung dosa kita dan membiarkan diri-Nya disiksa dan dihukum mati, sudah sepatutnya kita pun berlaku setia kepada-Nya dan tetap memegang teguh iman kita kepada-Nya. Seperti mereka yang telah mati sebagai martir tidak pernah memikirkan keselamatan dan kesenangan diri mereka sendiri, melainkan telah menyangkal diri dan tetap memilih Yesus sekalipun itu harus dibayar dengan nyawa mereka. Semua ini harus mulai tertanam dalam hati dan pikiran kita sejak hari ini, bahwa apapun yang terjadi, Yesus tidak dapat kita tukar dengan apapun. Setia kepada-Nya, berarti mempertahankan-Nya di setiap keadaan dalam dunia ini. Bisa saja kita kehilangan nyawa kita, tetapi Yesus berjanji bahwa kita akan mendapatkannya lagi.
            Hanya saja banyak di antara kita yang bertanya, “Apakah saya bisa tahan?” Bisa! Saudara dan saya bisa tahan! Dan itu bukan karena kekuatan kita, melainkan kekuatan dari Roh Kudus yang diam di dalam diri kita. Tuhan Yesus berpesan bahwa bila penderitaan itu tiba jangan pikirkan pembelaanmu! Jangan pikirkan apa yang akan kita katakan nanti sebab itu akan dikaruniakan Tuhan pada saat itu juga. William Booth pernah berkata kepada anak-anaknya, ketika mereka menghadapi penganiayaan tentara Hitler, bahwa obat hanya diberikan oleh dokter pada waktu orang menderita sakit dan bukan pada waktu dia sehat. Kekuatan dan penghiburan Tuhan diberikan ketika kita mengalami penderitaan dan kelemahan bukan ketika kita kuat dan keadaan baik-baik saja.
            Saudara dan saya bisa saja tahan menghadapi penganiayaan fisik yang mungkin akan datang menimpa kita suatu hari nanti. Tetapi apakah kita akan memilih Yesus atau memilih untuk menyelamatkan nyawa kita sendiri dan menyangkal Dia? Kita dapat membuktikannya saat ini!! Ketika tiba-tiba di jalan kita ditanya, “Apakah Anda orang Kristen?” Apa jawaban kita? Ketika orang Kristen tidak diijinkan naik pangkat, naik jabatan, dipersulit  mengurus ini dan itu. Apa tindakan kita? Mengganti KTP kita dengan agama non-Kristen? Dalam bentuk lain, beranikah kita berdoa sebelum makan ketika kita berada di tengah orang banyak? Beranikah kita menolak ajakan teman untuk melakukan tindakan amoral, free-sex, selingkuh, penyalahgunaan obat terlarang, memanipulasi uang perusahaan, dan berbagai tindakan yang tidak sesuai dengan firman Tuhan? Bila itu saja tidak mampu kita lakukan, bagaimana kita bisa tahan bila kita diperhadapkan dengan siksaan yang lebih berat?! Pikirkan dan renungkanlah ini sekarang!!*** yoed's

Kesetiaan yang sesungguhnya akan terbukti,
ketika kita diperhadapkan pada pilihan hidup atau mati


EmoticonEmoticon