SUDAH SIAPKAH ANDA?


Pernahkah Saudara berpikir besok pagi terjadi Perang Dunia III? Pernahkah Saudara membayangkan nanti malam Tuhan Yesus datang? Pernahkah terlintas di benak Saudara satu jam mendatang malaikat Tuhan menjemput nyawa Saudara? Dan inti pertanyaannya: “Sudah siapkah Saudara?”
            Seorang teman saya pernah menuliskan di buku harian saya ketika saya masih  SMA dulu, “Bekerjalah dengan giat seolah-olah kamu masih akan hidup 1000 tahun lagi, berbaktilah kepada Tuhanmu seolah-olah besok hari kiamat.”
            Kalimat itu ditulis oleh seorang yang bukan anak Tuhan, tetapi bagi saya kalimat itu sangat bagus. Saya sering menggantinya dengan bahasa saya sendiri, “Berbuat baktilah kepada Allah dan lakukanlah firman-Nya dengan takut dan gentar, seakan-akan Yesus akan datang satu jam mendatang.”
            Dengan mempersenjatai diri kita dengan kesiapan seperti ini, kita tidak perlu takut kapanpun Yesus datang dan kapanpun kita dipanggil Tuhan. Kita tidak perlu takut seandainya perang yang tengah terjadi di Afganistan akan memicu Perang Dunia III seperti yang dikuatirkan kebanyakan orang. Kita tidak perlu takut bila tiba-tiba matahari runtuk menimpa bumi dan kehidupan di muka bumi berakhir. Kita tidak perlu takut bila Yesus datang tiba-tiba seperti pencuri yang datang tiada terduga. Dan kita tidak perlu takut bila kita terbangun di pagi hari tetapi sudah di alam yang berbeda (dunia roh). Bukankah memang seharusnya kita tidak perlu takut menghadapi segala kemungkinan yang dapat terjadi di dunia ini?
            Kita tidak perlu mempersiapkan diri dengan segudang kekayaan. Kita tidak perlu mempersiapkan diri dengan deposito yang banyak atau asuransi keselamatan jiwa. Kita tidak perlu mempersiapkan diri dengan tubuh yang sehat. Yang kita butuhkan adalah roh yang siap sedia. Roh yang selalu terjaga dan tidak tertidur karena daging kita sedang mabuk kenikmatan dunia ini. Kita hanya butuh jiwa yang selalu menanti-nantikan Tuhan dalam setiap aspek kehidupan kita. Dan itu dapat terjadi bila kita selalu berjalan dan hidup dalam kebenaran Firman Tuhan serta kehendak-Nya.
            Biarkan pelita kita terus menyala ketika kita sedang menunggu kedatangan mempelai Kristus. Seperti perumpamaan yang disampaikan Tuhan Yesus tentang lima gadis yang bijaksana (Mat 25:1-13), maka setiap orang percaya harus berbuat demikian. Pelita kita jangan sampai kehabisan minyak, jangan biarkan redup apalagi sampai padam. Itulah sebabnya Rasul Paulus juga memberi peringatan: Biarlah rohmu menyala-nyala... (Roma 12:11). Terus kobarkan apimu. Mungkin saat ini masih kecil, tetapi api yang kecil itu dapat menjadi besar dan membakar seisi hutan. Dan berbahagialah bila api Saudara tetap menyala sampai mempelai Kristus datang menjemput Saudara.
            Masalahnya adalah, banyak hal yang dapat membuat api itu redup dan padam. Kesenangan-kesenangan duniawi: kemewahan, kedudukan, uang, moralitas yang rendah, dan berbagai kenikmatan dunia yang menajiskan jiwa kita.
            Seperti erosi rohani yang terjadi atas hidup kita tanpa terasa, kemurtadan terjadi tanpa kita sadari. Ketika pertama kali Saudara tidak ke gereja, Saudara dapat berkata, masih ada minggu depan, tetapi sesudah beberapa bulan Saudara baru menyadarinya dan gairah Saudara untuk melangkahkan kaki menuju persekutuan orang percaya itu mulai menurun. Atau barangkali, Saudara melakukan satu kesalahan. Pertama kali Saudara melakukannya, Saudara merasa sangat berdosa dan terus menerus tertuduh. Tetapi setelah melakukan beberapa kali, hati Saudara akan diam saja. Tak ada lagi rasa bersalah. Tak ada lagi penyesalan. Dan Saudara pun melangkah dengan damai di atas jalan yang menuju maut.
            Satu kali, ketika Saudara menoleh ke belakang, Saudara baru menyadari bahwa Saudara telah berjalan terlalu jauh dari jalan yang seharusnya Saudara tempuh: Jalan Kebenaran dan Hidup. Bersyukur bila Tuhan masih memberi kesempatan Saudara memperbaiki diri. Bersyukur kalau Tuhan masih memberi kesempatan kedua kepada Saudara. Bersyukur bila Tuhan hanya menegur dan memaksa Saudara untuk kembali melalui jalan sakit, kecelakaan dan kebangkrutan! Bersyukur bila Tuhan tidak membiarkan maut merenggut Saudara sebelum Saudara memperbaiki diri!
            Oleh sebab itu, Saudara. Selagi masih ada ‘hari ini.’ Selagi masih ada kesempatan.  Dan selagi Tuhan bersabar: Mari benahi diri. Mari hidup baik-baik sesuai dengan kehendak Tuhan. Mari gunakan waktu yang ada untuk melakukan firman Tuhan sebab hari-hari ini adalah jahat (Efesus 5:16). Jangan hidup dalam kebodohan: Jaga tingkah laku dan bicara kita agar tidak mendatangkan akar pahit bagi orang lain. Jaga hati dan pikiran kita agar tetap bersih di hadapan Allah. Jaga hidup kita agar selalu berkenan di pemandangan mata Tuhan.
            Bila kita yakin bahwa kita hidup di jalan Allah, hidup mentaati firman-Nya dan seturut kehendak-Nya, maka tanpa ragu kita bisa berkata: SAYA SUDAH SIAP! Siap untuk menyambut kedatangan Tuhan Yesus yang tidak terduga. Siap untuk menghadapi  kematian yang bisa menjemput kapan saja. Siap untuk menghadapi segala kemungkinan  yang dapat terjadi atas kehidupan kita setiap saat. Dan kita dapat berkata seperti Rasul Yohanes: “Amin, Datanglah Tuhan Yesus!” (Why 22:20).***yoed’s


EmoticonEmoticon