Janganlah
kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mangasihi
dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada
di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan
hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. Dan dunia ini sedang
lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap
hidup selama-lamanya. (I Yoh 2:15-17).
Rasul Yohanes menjelaskan ada 3 sistem yang dipakai oleh
dunia untuk menjerat anak-anak Tuhan agar jatuh dalam dosa: keinginan daging,
keinginan mata, keangkuhan hidup (ay 16). Cara-cara yang sama inilah yang telah
dipakai untuk menjerat hawa di Taman Eden: Perempuan itu melihat bahwa buah
pohon itu baik untuk dimakan (keinginan daging), dan sedap kelihatannya
(Keinginan mata), lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian (keangkuhan
hidup), lalu ia mengambil dari buahnya (Kej 3:6) Inilah kasih yang dibenci
Allah.
Pertama, Keinginan daging meliputi
apapun yang menarik sifat manusia yang berdosa. Daging bukan berarti tubuh,
tetapi lebih berarti kepada sifat dasar manusia yang belum diperbaharui sehingga ia buta akan kebenaran
rohani (I Korintua 2:14). Daging kita warisi dari kelahiran jasmani. Jika kita
percaya kepada Kristus, kita boleh mengambil bagian dalam kodrat Ilahi (II
Petrus 1:4). Orang Kristen memiliki baik sifat lama (daging) maupun sifat baru
(roh) dalam hidupnya. Betapa hebatnya pertarungan antara kedua sifat itu
(Galatia 5:17-23).
Allah
memberi keinginan-keinginan dasar dan itu baik adanya. Rasa lapar, haus, lelah,
sex itu bukan sesuatu yang jahat. Tidak
ada salahnya dengan makan, minum, tidur atau melahirkan anak. Namun jika sifat
daging menguasai semuanya itu, maka akan menjadi nafsu-nafsu yang penuh dengan
dosa. Lapar bukan dosa, tetapi kerakusan adalah dosa. Haus itu wajar, tetapi
kemabukan adalah dosa. Tidur itu karunia Allah, tetapi kemalasan itu memalukan.
Sex adalah pemberian Allah jika digunakan dengan benar, tetapi jika
disalahgunakan, maka itu adalah kekejian di hadapan Allah. Lihat bagaimana
dunia menjalankan kegiatannya. Ia menarik selera normal manusia dan menggoda
kita untuk memuaskannya dengan cara-cara yang keliru. Kita dikelilingi daya
pikat yang menarik sifat kita yang rendah dan daging kita memang lemah (Matius
26:41). Jika kita menyerah pada daging, maka akan terlihat buah-buah kedagingan
dalam perbuatan kita (Galatia 5:19-21). Segala sesuatu yang dikatakan Allah
tentang daging itu selalu negatif (baca: Roma 7:18, Yohanes 6:63, Filipi 3:3,
Roma 13:14). Jadi, bila kita hidup untuk daging, maka kita menjalani kehidupan
yang negatif dan sia-sia di hadapan Allah.
Kedua, disebut sebagai keinginan mata.
Kita harus sadar bahwa matapun punya selera. Saudara pasti pernah berkata atau
mendengar ungkapan, “Ayo, kita cuci mata.” Keinginan mata bekerja dengan cara
yang lebih halus. Yang dibicarakan di sini adalah kesenangan-kesenangan yang
mengelabui intelektual seseorang. Bila kita membicarakan acara-acara di
televisi yang tidak berguna, mungkin kita harus berdoa begini, “Lalukanlah
mataku dari pada melihat hal yang hampa.” (Mazmur 119:37).
Keinginan
mata menyebabkan Akhan, seorang prajurit Israel, berbuat dosa (Yosua 7:21).
Perhatikan pengakuannya, “Aku melihat di antara barang-barang jarahan
itu.....aku mengingininya, lalu kuambil.” Padahal Allah telah memberi
peringatan agar bangsa Israel tidak mengambil barang apapun dari kota Yerikho
yang terkutuk itu.
Mata adalah
salah satu pintu gerbang ke dalam pikiran. Keinginan mata juga termasuk hal-hal
yang dilihat mata yang kemudian membuat kita meragukan kuasa dan kasih Allah,
termasuk penyelidikan-penyelidikan intelektual yang bertentangan dengan Firman
Allah. Kadang-kadang memang orang Kristen terpaksa oleh situasi untuk
menggunakan pikirannya ketimbang mempercayai Allah. Berhati-hatilah untuk tidak membiarkan
intelektual kita mendorong Allah ke belakang atau mengesampingkan-Nya.
Ketiga, keangkuhan hidup. Kemuliaan
Allah itu kaya dan penuh; kemuliaan manusia adalah kosong. Sebenarnya kata
kebanggaan dalam bahasa Yunani dipakai untuk menggambarkan seorang pembual yang
mencoba mempengaruhi orang-orang tentang kehebatan mereka. Orang-orang yang
selalu mencoba menyalahkan yang lain dalam pengeluaran dan pendapatan mereka.
Keangkuhan hiduplah yang mendorong mereka melakukan hal-hal yang demikian.
Mengapa
begitu banyak orang membeli rumah, mobil, perabot rumah tangga dan
barang-barang furniture yang sebenarnya tidak mampu dibeli oleh mereka? Mengapa
mereka mau tunduk kepada iklan untuk mengambil kredit rumah atau barang yang
menyebabkan hutang mereka bertumpuk-tumpuk sedangkan kemampuan mereka jauh di
bawah? Sebagian besar hal ini disebabkan oleh keinginan memberi kesan hebat
kepada orang lain - disebabkan oleh keangkuhan hidup mereka. Mereka mungkin
ingin supaya orang lain melihat betapa kaya dan berhasilnya kehidupan mereka.
Kebanyakan
dari kita mungkin kita tidak bertindak sampai sejauh itu, tetapi yang
mengherankan betapa banyak hal-hal bodoh yang sering kita lakukan untuk menarik
perhatian orang lain. Bahkan kadang kita rela mengorbankan kejujuran dan
integritas kita untuk memperoleh
pengakuan orang bahwa kita hebat!
Demikianlah
dunia menarik orang Kristen melalui keinginan daging, keinginan mata dan
keangkuhan hidup; dan sekali dunia mengambil alih salah satu dari sudut ini,
maka seorang Kristen harus segera menyadarinya! Bila tidak, ia akan segera
kehilangan kegembiraannya menerima kasih Bapa dan keinginannya melakukan
kehendak Allah Bapa. Alkitab akan menjadi sangat membosankan dan berdoa menjadi
satu pekerjaan yang sulit dan sia-sia saja. Bahkan persekutuan orang Kristen
mungkin akan terasa hampa dan kering serta mengecewakan. Ini bukan berarti ada
yang salah pada diri orang lain, tetapi yang salah adalah hati orang Kristen
yang duniawi.
Waspadalah,
Roh memang penurut, tetapi daging lemah. hendaklah kita selalu berjaga-jaga
dalam setiap doa kita. Hal itu akan membuat kita selalu siuman dan tidak
terlena dengan iming-iming dunia ini. Janganlah kita lari dari kasih Allah dan
pelayanan kita, dan mencintai dunia seperti yang dilakukan oleh Demas (II
Timotius 4:10). Ingatlah bahwa dunia ini sedang binasa, jadi tidak ada gunanya
kita mengasihinya. Pilih mana: Mengasihi Allah dan dibenci dunia atau mengasihi
dunia tetapi dibenci Allah?**
EmoticonEmoticon