MINYAK SUCI, AIR SUCI, GARAM SUCI...???


Oleh: Daniel Iswahyudi, S.Th.

Seorang teman berseloroh kepada saya suatu ketika, “Kalau kamu ingin cepat sembuh, minum air suci dan olesi dengan minyak urapan...” Saya sedikit terkejut. Apa lagi ini? Soal minyak urapan sudah tidak asing lagi bagi saya, tetapi air suci...wah ini adalah hal yang baru!

Saya tidak bermaksud mendeskriditkan organisasi gereja tertentu yang meyakini kedua hal tersebut. Saya sendiri pernah menyaksikan kuasa Allah dalam diri adik bungsu saya yang terjadi ketika kami berdoa dan mengoleskan minyak sesuai anjuran Rasul Yakobus (Yak 5:14). Peristiwa itu sudah terjadi 30-an tahun yang lalu, jauh sebelum ajaran tentang minyak urapan berkembang dan menjadi trend.
         
Namun yang perlu kita renungkan kembali: patutkah minyak urapan diperjual-belikan layaknya obat mujarab yang bisa menyembuhkan segala penyakit? Tak heran bila kita temukan ada beberapa anak Tuhan datang ke gereja membawa sebotol besar minyak goreng, didoakan oleh pendeta, dibawa pulang, dikemas dalam botol kecil lalu dijual dengan label “minyak urapan” dapat menyembuhkan berbagai penyakit, menolak kuasa jahat, bahkan sampai melancarkan saluran air yang tersumbat. Apalagi sekarang ada minyak ‘suci’ yang tak kalah mujarabnya. Saya rasa sebentar lagi toko obat dan para dokter akan gulung tikar....
         
Lalu apa yang keliru di sini? Jujur saja, bila kita menerima kedua benda tersebut dalam botol kecil, kebetulan kita sedang bermasalah, kira-kira fokus kita tertuju kepada kuasa Tuhan Yesus atau kepada minyak urapan dan air suci itu? Saya rasa kita akan langsung mengoleskan minyak itu atau meminum air mujarab tersebut sebab kita yakin benda itu besar khasiatnya. Kekeliruannya terletak pada iman kita yang sudah beralih dari kuasa Tuhan kepada kuasa barang fana. Anda tahu, Allah bisa memakai segala cara untuk membuat mujizat, bukan hanya memakai minyak atau air. Perhatikan ketika Musa membuat air pahit menjadi manis, Allah menggunakan sepotong kayu (Kel 15:25). Ketika Elisa mentahirkan air sungai Yordan, Allah menggunakan garam (2 Raj 2:9-11). Ketika Allah menyembuhkan Hizkia, Ia memakai kue ara (Yes 38:21). Tuhan Yesus waktu menyembuhkan orang buta, memakai tanah yang diludahi (Yoh 9:6). Jadi Allah bisa memakai benda apapun untuk menolong kita dan membuat mujizat, karena Dia, Allah yang Mahakuasa!
            
Camkan ini: Tuhan Yesuslah sumber segala kuasa, mujizat dan pertolongan; bukan barang-barang dunia fana ini! Oleh kesengsaraan-Nya di kayu salib, kita beroleh anugerah keselamatan dan oleh bilur-bilur-Nya kita disembuhkan (1 Pet 2:24). Oleh sebab itu, jangan biarkan ajaran apapun membuat iman Anda bergeser dari fokus iman kita yang seharusnya. Yesuslah yang harus kita pegang dengan kedua tangan kita. Jangan kita pegang Tuhan Yesus di tangan kanan, tetapi ada ‘sesuatu yang lain’ yang kita genggam di tangan kiri. 

Kalau ada minyak suci, air suci....jangan-jangan sebentar lagi akan ada garam suci.....hehehe...


EmoticonEmoticon