SAYA HANYA ALAT...

Oleh: Daniel Iswahyudi, S.Th.

Saya mengunjungi sebuah desa dan mampir di sebuah gereja. Seorang gadis desa kelas 2 SMP dengan kesederhanaannya memimpin pujian dalam sebuah ibadah malam. Dia memimpin dengan sangat sederhana. Tidak ada komentar, tidak ada kata-kata yang memaksa, musiknyapun hanya sebuah gitar akustik. Tetapi suasana ibadah itu sangat indah. Jemaat memuji dengan bersemangat ketika pujian praise dinaikkan. Jemaat juga bersungguh-sungguh ketika mereka menyembah kepada Allah. Sang pemimpin pujian kecil inipun berlinangan air mata ketika menaikkan pujian penyembahan. Ia begitu lugu, tidak sepintar kita para hamba Tuhan di kota ini. Tetapi tahukah Anda, gadis kecil ini adalah gembala sidang gereja kecil itu.
Ia menjadi gembala sidang, menjadi pemimpin ibadah dan menyampaikan firman Tuhan, bukan dengan keahliannya, melainkan dengan otoritas dan wibawa dari Allah. Tidak ada jemaat yang menganggap dia rendah karena dia muda. Semua jemaat menghormatinya sebagai seorang gembala jemaat. Setiap ibadah yang dilakukan selalu mendatangkan sukacita dan memberkati seluruh jemaat.
Ketika ia ditanya apa rahasianya sehingga dia dapat melakukan semua itu? Gembala kecil ini menjawab: “Saya hanya alat, yang melakukan semuanya adalah Tuhan sendiri. Saya tidak bisa berbuat apa-apa dalam usia saya yang masih muda ini, tetapi Allah yang Mahabesar sanggup melakukannya untuk membangun jemaatnya.”
Ketika ia ditawari untuk masuk ke sekolah Alkitab setelah lulus SMP, kembali ia menjawab bahwa ia hanya alat Tuhan. Tuhan memakainya untuk menjadi gembala gereja kecil itu pada saat itu, entah esok atau lusa. Tuhan bisa saja menggantikannya. “Saya akan menyelesaikan tugas saya saat ini, esok atau lusa itu urusan Tuhan...”
Seandainya semua pelayan Tuhan memiliki pandangan sedewasa anak muda ini, tentulah tidak ada hamba Tuhan yang tergelincir dalam dosa kesombongan dan mengkultuskan dirinya sendiri. Apa yang bisa kita perbuat, apa yang dapat kita lakukan; Keahlian kita menjadi song leader, kepiawaian kita menjadi pengkhotbah dan kepandaian kita menjadi konselor adalah semata-mata karena Tuhan saja. Tuhan melalui Roh-Nya yang kudus memberikan karunia-karunia dan hikmat sehingga kita sanggup melakukan semua itu. Kita hanya alat Tuhan. Tuhan memakai kita kapan saja ia mau memakainya. Tuhan juga bisa tidak memakai kita, bila Ia menghendakinya. Itu terserah Tuhan. Itu wewenang Tuhan. Dan kehendak Tuhan adalah mutlak. Tak seorangpun dapat menolaknya.
Jadi pada saat kita dipakai Tuhan, janganlah kita memegahkan diri. Janganlah kita mencari kemuliaan diri sendiri, apalagi meng-komersil-kan keahlian kita itu. Segala kemuliaan dan hormat dan pujian biarlah kita kembalikan kepada Tuhan Yesus Kristus. Sebab memang hanya kepada Dia sajalah semua itu dipersembahkan. Pada saat kita dipakai Tuhan dengan ajaib, janganlah kita lupa, suatu saat Tuhan pun bisa tidak memakai kita lagi.
Anda yang saat ini sedang dipercayai Tuhan untuk melakukan tugas Anda di dunia ini, entah itu sebagai pelayan Tuhan di gereja, menjadi karyawan, menjadi ibu rumah tangga atau menjadi pelajar, lakukanlah itu dengan penuh tanggung jawab. Berusahalah menjadi alat yang baik di tangan Allah. Bila tiba waktunya kita dipanggil Tuhan, Ia akan bertanya apakah tugas kita sudah kita lakukan dengan baik? Apakah selama hidup kita di dunia, kita telah menjadi alat yang berguna di tangan Tuhan dan mendatangkan kemuliaan bagi Tuhan? Renungkanlah: apapun posisi Anda dan dimanapun Anda ditempatkan Tuhan, selesaikanlah itu dengan baik. Jadilah  pelayan Tuhan yang baik, jadilah karyawan yang baik, jadilah ibu rumah tangga yang baik, jadilah pimpinan yang baik dan jadilah pelajar yang baik***


EmoticonEmoticon