Seekor semut
menemukan secuil roti. Baginya itu merupakan berkat yang luar biasa dari Tuhan.
Ia ingin segera menyantapnya, tetapi ia ingat kawan-kawannya di rumah. Ia pun
berusaha membawanya pulang. Namun roti itu terlalu besar dan berat baginya.
Berkali-kali ia mencoba mengangkatnya, tetap saja roti itu tidak bergerak dari
tempatnya. Si semut berlari ke sana-kemari untuk memanggil teman-temannya.
Tidak lama kemudian telah terkumpul beberapa semut di sekeliling roti itu.
Dengan bersemangat dan penuh kekompakan, mereka mulai mengotong roti itu. Beban
yang semula terasa berat bagi seekor semut, sekarang menjadi terasa ringan,
karena dibawa bersama-sama.
Melakukan sebuah pekerjaan yang
berat, memang tidak mungkin diselesaikan seorang diri. Kehadiran teman sangat
dibutuhkan untuk membantu meringankannya. Itulah sebabnya manusia dijuluki
mahkluk sosial, mahkluk yang berinteraksi dengan sesamanya. Tak ada manusia
yang bisa hidup seorang diri. Sekuat apapun dia, pasti membutuhkan kehadiran
orang lain.
Dalam gereja pun dituntut
kebersamaan. Itu sebabnya ada perintah kasihilah sesamamu manusia (Mat 22:39).
Dan ada nasihat bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu (Gal 6:2).
Melaksanakan amanat agung Yesus Kristus, yaitu memberitakan Injil, mengajar dan
memuridkan juga dituntut sebuah kebersamaan. Ada orang yang bisa menginjil,
tetapi tidak bisa mengajar, maka ia membutuhkan seseorang yang bisa mengajar,
dan sebaliknya. Kalau sekarang, ada orang yang bisa berkhotbah, tetapi ia tidak
bisa memimpin pujian, maka ia butuh seorang pemimpin pujian. Pekerjaan Tuhan
tidak bisa dilakukan seorang diri. Kita butuh orang lain untuk membantu kita.
Itu sebabnya seirng orang menyebut, melayani Tuhan itu bukan ‘single fighter’
tetapi sebuah’team’.
Coba Anda bayangkan jika Anda
memimpin sebuah gereja dan Anda harus mengajar sekolah minggu, memimpin kaum
muda, memimpin pujian, berkhotbah dan menjalankan kolekte sendiri, kira-kira
apa yang terjadi? Anda pasti segera kehabisan tenaga. Anda akan lelah dan frustasi
melayani Tuhan. Musa pernah mengalami hal ini. Ia memimpin bangsa Israel yang
begitu banyak jumlahnya seorang diri. Sampai akhirnya, mertuanya menyarankan ia
untuk membuat sebuah team pelayanan (Kel 18:13-26).
Sebuah team harus saling mengasihi.
Sebuah team harus saling berbagi. Sebuah
team harus membuang keegoisan masing-masing. Sebuah team harus mengutamakan
kepentingan bersama, bukan mencari keuntungan diri sendiri. Sebuah team harus
tahu tempatnya masing-masing. Sebuah team harus dengan satu tujuan. Sebuah team
harus saling toleransi, saling memaafkan, saling mendoakan dan saling
menguatkan. Seperti sapu yang terkumpul dari banyak lidi, ia akan efektif untuk
menyapu. Sebuah pelayanan yang terdiri dari banyak orang dengan kemampuan yang
berbeda akan lebih efektif dalam menyelesaikan misi Tuhan di bumi ini.
Ketika kebersamaan dalam sebuah
pelayanan telah tersusun rapi dan harmonis, kita akan berkata: melayani Tuhan
asyiknya rame-rame. yoed's
1 komentar so far
Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.
Galatia 6:2
EmoticonEmoticon